LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN KASUS HIRCHSPRUNG
1. KONSEP PENYAKIT
A. DEFINISI
- Hircshprung adalah kelainan bawaan penyebab gangguan masasew usus tersering pada neonatus, kebanyakan pada bayi atrem dengan BB lahir 3 kg, Lebih banyak pada laki – laki dari pada perempuan (kapita selekta kedokteran, hal. 30).
- Hircshprung adalah obstipasi sejak lahir yang dianggapnya disebabkan oleh dilatasi colon (perawatan anak sakit, hal. 138).
- Hircshprung disebut juga konbenital aganglionosis atau megacolom (aganglionikmegacolom) yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rektum dan sebagian tidak ada dalam colon.(Askep pada anak redisi 1, hal 241).
- Hircshprung adalah tidak adanya sel – sel ganglion dalam rektum atau bagian rekto sigmoidkolon. (keperawatan pediatri edisi 8, hal. 196).
B. ETIOLOGI
1. Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal ekstensi krani okaudai padamyenterik dan submakosa dinding plexlis.
2. Karena terdapat penurunan atau tidak adanya sel ganglion, peristaltik tidak terjadi pada area yang terkena. Bagian yang terkena biasanya sempit tetapi usus diatsnya mengalami hipertrofi dan dilatasi.
3. kemungkinan terikat faktor genetik. (Askep pada anak edisi 1, hal.242)
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan.
2. Konstipasi kronis mulai bulan pertama kehidipan dengan terlihat, tenja seperti pita.
3. Obstruksi usus dalam periode neonatal.
4. Nyeri abdomen dan distensi.
5. Gx pertumbuhan. (Askep pada anak edisi hal. 242)
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan colok anus yaitu dengan memasukka jari hingga meraskan adanyan jepitan dan waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya udara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.
2. Pemeriksa an dengan barium enema, untuk menemukan adanya :
a. Daerah transisi
b. Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur dibagian yang menyempit.
c. Enterokolitis pada segmen yang melebar
d. Terdapat retensi barium setelah 24 – 28 jam.
3. Foto polos abdomen, untuk melihat usus – usus melebar ataupun gambaran obstruksi usus rendah. (Askep pada anak Edisi 1, hal. 243 dan perawtan anak sakit, hal. 139)
E. PENATALAKSANAAN
1. penggunaan pelembek tinja dan irigasi rectal.
2. Dengan pembedahan colostomy. (Askep pada anak Edisi 1, hal.243).
F. KOMPLIKASI
- Eterokoutis nekrotikans.
- Gawat pernafasan (akut)
- Abses perikolon
- Perforasi
- Septikemia
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Identitas
Hircshprung sering terjadi pada neonoitus kebanyakkan pada bayi alerm dengan BB lahir 3 kg, lebih banyak laki – laki dari pada perempuan.
2. Keluhan utama.
Kx mengalami perut kembung dan muntah berwarna hijau serta nyeri pada perut.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pada umumnyan Kx pernah mengalami kesulitan dalam mengeluarkan tinja secara normal bahkan lebih mengarah pada konstipasi.
4. Riwayat penyakit sekarang
Kx mengaalami konstipasi kronik,obstruksi usus, gangguan pertumbuhan, nyeri abdomen dan distensi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Hircshprung bukanlah penyakit keturunan namun terjadi kenaikan insiden pada keluarga, pada penyakit ini pada segmen panjang yaitu kelainan dapat melebihi ijcgmoid yang mengenai seluruh kolon atau usus halus.
PEMERIKSAAN FISIK
1. SISTEM PERSARAFAN
Kesadaran composmentis 4 – 5 – 6
2. SISTEM PERNAFASAN
Terkadang disertai dengan adanya gawat pernafasan.
3. SISTEM KARDIOVASKULER
Pada penyakit hircshprung mungkin disertai dengan adanya kelainan pada cardiovaskuler
4. SISTEM PENCERNAAN
Mual, muntah, konstipasi, peristaitil, tidak normal, obstruksi usus.
5. SISTEM ELEMINASI URI DAN ALVI
- Tidak ada gangguan dalam eleminasi urin, jika kekurangan cairan urine akan pekat
- Terjadi konstipasi, terlihat tinja seperti pita
6. SISTEM INTEGUMAEN
Pada anak yang mual, muntah, turgor kulit menurun, mata cowong akrai iingin, kulit pucat.
7. SISTEM MUSKULUSKELETAL
Tidak ada gangguan pada sistem ini.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sebelum operasi
1. 6 X Eliminasi usus b/d disfungsi usus akibat persyaratan tidak sempurna
2. 6 X Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mulai muniah
3. 6 X keseimbangan cairan elektrolit b/d pengeluaran
Sesudah operasi
1. 6 X Rasa nyaman (nyeri) b/d trauma jaringan pada luka pembedaan
2. Resiko Infeksi b/d luka pembedahan
3. Resiko integritus kulit b/d kolostomi
4. Resiko ketiaakefektifan jalan nafas b/d pengaruh anestesi
INTERVENSI
1. 6 X Eliminasi Alvi b/d olesfungsi usus
- Tujuan : Oles fungsi usus pada kx teratasi atau berkurang
- Kriteria hasil : - Fungsi usus efektif
- Distensi berkurang
- Anak merasa nyaman tidak rewel
Intervansi
a. Kali faktor – faktor yang menyebabakan terjadinya disfungsi usus 12/disfungsi usus pada mega colon dapat mengakibatkan gangguan eliminasi (penumpukan mefonium) sehingga terjadi disfungsi abdomen
b. Pasang lingkar abdomen dan monitor lingkar abdomen 12 / untuk mengetahui penambahan disensi abdomen
c. Kaji tipe mega kolon
12/ tipe mega colon dapat di ketahui dengan pemeriksaan fisik dan radiologi sehingga dapat menentukan langkah penanganannya.
d. Lakukan lavase colon
12/ lavase colon bertujuan untuk mengeluarkan proses
e. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan pembedahan
R/ penaganan megacolon hanya dengan melewati perbedaan dan melewati tahapan
2. 6 X Rasa nyaman (nyeri) b/d trauma jaringan luka pembedaan
Tujuan : K X tidak mengalami rasa nyeri / K X merasa nyaman setelah di operasi
Kriteria hasil: - Nyeri berkurang
- Kx tidak kesakitan
Intervansi
a) Kaji tinglkat nyeri
R/ Sebagai tanda obyektif dan menentukan tindakan yang cepat
b) Agar kerjasama kx dan lakukan komunukasi sesuai usia bila kx kesakitan/ setiap tindakan R/ keterlibatan kx akan mengurangi rasa sakit dan kehilangan kontrol
c) Lakukan upaya untuk mengatasi rasa nyeri dengan destraksi dan relekasi R/ distraksi dan nelekasi dapat mengurangi rasa nyeri.
d) Kolaborsi dengan tim medis untuk pembelian anal besu R/ anal gesik akan mengurangi rasa nyeri dengan sistem kerjanya langsung ke syarat sentral
DAFTAR PUSTAKA
1. Suriyadi, skp , yunani skp. 2001. ASKEP pada anak. PT FASAR INTERPRATAMA : JAKRTA
2. Ngatslya 1997 perawatan ank sakit. 1997. EGC :
3. Beta, Ceclly. 2002. keperawatan pediatri. EGC :
0 komentar:
Posting Komentar